Kegiatan Belajar 1:
Potret Pembelajaran di Sekolah Dasar
A. Sarana
Dan prasarana
Hal-hal
yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana SD di daerah terpencil,
antara lain:
1. Letak geografis yang jauh sehingga
butuh waktu dan alat transportasi yang memadai untuk menjangkaunya.
2. Kekurangsinkronan informasi antar
instansi yang terkait.
3. Peristiwa bencana alam.
4. Sarana yang ada tidak mampu menampung
banyaknya jumlah siswa.
5. Kurangnya motivasi usia produktif
untuk bersekolah karena keterbatasan sarana, dukungan keluarga dan
ketidakramahan alam.
Upaya
yang harus dilakukan adalah penyelesaian secara komprehensif dengan menyadarkan
pentingnya pendidikan dengan melibatkan orang tua dan para tokoh masyarakat.
B. Metode
Pembelajaran
Pembelajaran
di SD harus selalu menarik dan membuat siswa tidak berpikiran secara verbal.
Diperlukan penggambaran yang konkret dan mudah diingat siswa. Guru harus bisa
memiliki metode yang tepat sehingga mampu memberikan suasana kondusif dalam
pembelajaran, dengan tetap mengutamakan keterserapan materi yang disampaikan.
Ada beberapa alasan mengapa guru belum kompeten, yaitu:
1. Waktu kuliah belum menguasai bahan
pelajaran, sehingga yang menjadi guru bukan lulusan yang terbaik.
2. Beberapa guru mengajarkan bukan
bidang yang dikuasainya. Misalnya guru olahraga mengajarkan IPA.
3. Masih banyak guru yang mengajar hanya
menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.
4. Guru mengajar lebih senang dengan
caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak.
C. Ketidak
merataan Jumlah Guru
Guru
di Indonesia belum merata antara di daerah terpencil dan di kota. Dari segi
kuantitas telah memadai namun tidak demikian dengan sisi pemerataan dan
kualitasnya. Banyak daerah yang kelebihan guru tetapi banyak pula daerah yang
kekurangan guru.
Kegiatan Belajar 2:
Pembaharuan Pembelajaran yang Diterapkan di SD
A. Pembelajaran
Kontekstual
Pembelajaran
kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
1.
Fenomena
kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan dan cita yang
tumbuh.
2.
Fenomena
dunia pengalaman dan pengetahuan siswa.
3.
Kelas
sebagai fenomena sosial.
Pembelajaran
kontekstual didasari oleh konsep kontruksivisme, artinya pengetahuan siswa
didapat dari pengalaman-pengalaman yang dilakukan siswa. Pembelajaran ini akan
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada 7 komponen utama pembelajaran efektif, yaitu:
1.
Kontruksivisme
(contruktivism)
2.
Bertanya
( questioning)
3.
Menemukan
(inquiry)
4.
Masyarakat
belajar (learning community)
5.
Pemodelan
(modeling)
6.
Penilaian
sebenarnya (authentic assesment)
B. PAKEM
PAKEM
merupakan strategi pembelajaran yang partisipasif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Siswa dibuat nyaman, tidak takut bertanya, tidak tegang dalam
menyimak penjelasan guru dan tidak kesulitan untuk menyerap materi yang
diberikan. Segala aktivitas yang dilakukan harus berpusat pada siswa. PAKEM
mengutamakan pendekatan kontekstual (lebih menekankan pada proses elaborasi,
eksplorasi dan imitasi) dan apresiasi (melalui tahapan-tahapan mengenal,
menikmati, menanggapi dan merekreasi)
PAKEM
dalam perspektif guru:
Aktif : memantau kegiatan belajar
siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan
mempertanyakan gagasan siswa.
Kreatif : mengembangkan kegiatan yang
beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana.
Efektif : pembelajaran mencapai tujuan
pembelajaran.
Menyenangkan : siswa tidak takut salah/ ditertawakan/
tidak dianggap sepele.
PAKEM
dalam perspektif siswa:
Aktif : aktif bertanya, mengemukakan
gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya.
Kreatif : merancang/ membuat sesuatu dan
menulis/ mengarang.
Efektif : menguasai keterampilan yang
diperlukan.
Menyenangkan : siswa berani mencoba, berani bertanya/
mengemukakan pendapat/ mempertanyakan gagasan oranglain.
PAKEM dinilai
berhasil jika di kelas terjadi interaksi antara guru dan siswa.
C. Pembelajaran
Kooperatif dan Kolaboratif
Yaitu
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Misalnya
kelompok siswa tinggi, sedang, rendah, berbeda ras, budaya, suku dan kesetaraan
jender. Pembelajaran ini mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Tujuan
pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial.
Serangkaian persiapan
untuk menerapkan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif yaitu:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pemanfaatan lingkungan siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar
3. Pemberian aktivitas kelompok
4. Pembuatan aktivitas belajar mandiri
5. Penerapan penilaian autentik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar